Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Doa dan Puasa


1.     DOA
Pengertian Doa
Doa adalah sarana komunikasi antara Allah dengan manusia, antara pencipta dengan ciptaan-Nya, antara Allah dengan umat-Nya, antara Bapa surgawi dengan anak-anak-Nya. Dalam pengertian sederhana, berdoa artinya melakukan komunikasi dengan Allah. Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas, arti berdoa dapat dijabarkan sebagai berikut: Berseru Kepada Allah Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku. (Mzm. 17:6) Pengertian doa yang pertama adalah berseru kepada Allah. Doa adalah seruan hati kita kepada Allah. Mzm. 17:1-15 adalah bagian dari doa Daud kepada Allah. Di situ Daud  berkata bahwa ia berseru kepada Allah, seperti dalam kutipan  ayat firman Tuhan di atas. Ia berseru kepada Allah, memanggil nama-Nya, ketika ia datang kepada-Nya dan berharap untuk mendapatkan pertolongan-Nya. Ketika kita, orang percaya, berdoa, berarti kita sedang berseru kepada Tuhan, memanggil nama-Nya dan mencurahkan isi hati kita kepada-Nya. Kita berharap dan memohon Dia untuk  menolong kita.
Benarkah doa berkuasa?
Pertanyaan ini menjadi salah satu pertanyaan menarik dalam dunia kekristenan. Menurut psikologi yang sangat mengedepankan objektivitas, kuasa doa yang ‘tak terukur’ secara objektif meninggalkan suatu tanda tanya besar. Beberapa konsep psikologi dianggap tepat untuk menjelaskan mengapa sebagian orang menganggap doa berkuasa, seperti: self-fulfilling prophecy, keyakinan dalam diri bahwa doanya berkuasa sehingga menyebabkan apa yang diinginkan terjadi; mere-exposure effect, karena sering mengulang harapan-harapannya dalam doanya, maka kejadian di dalam hidupnya seolah-olah memenuhi harapannya; atau bahkan magical thinking, menganggap peristiwa yang tidak berhubungan sama sekali seolah-olah menjadi memiliki hubungan logis dan dikaitkan dengan harapan terkabul dalam doanya.
Banyak orang yang bersikap skeptis terhadap agama memandang bahwa doa hanya merupakan upaya manusia untuk memberikan ketenangan di dalam dirinya. Pendapat mereka diperkuat oleh fakta bahwa tidak semua doa terkabul, sehingga doa yang terkabul sebenarnya hanya disebabkan oleh faktor acak (random). Ketika seseorang berdoa agar lulus ujian, misalnya, dan ternyata lulus, maka sebenarnya tanpa berdoa pun ia memang seharusnya lulus.
Menguji Doa atau Menguji Tuhan?
Tiga hal yang perlu diperhatikan untuk mengerti kuasa doa
1. Pemahaman doa direduksi menjadi sekedar mantera.
Dalam Alkitab, Allah adalah inti dari seluruh ciptaan, bukan berperan sebagai pembelok hukum alam, melainkan dasar dari segala hukum alam yang terjadi. Karya Allah bukan hanya ditentukan dari doa kita, tetapi justru kita yang mampu berdoa merupakan bagian dari karya Allah. J.I. Packer (dalam Johnson, 2012) menekankan bahwa doa “bukanlah sebuah usaha memaksa Allah menolong kita, melainkan pemahaman yang penuh kerendahan hati, ketidakberdayaan, dan kebergantungan.”
2. Faktor bising (noise) dan keraguan (doubt).
Kita perlu memahami bahwa doa tentu lebih dari sekedar mengucapkan kata-kata harapan kepada Tuhan. Lalu, apakah para ilmuwan yang mendoakan pasien-pasien tersebut dalam rangka menguji efektivitas doa mendasarkan doanya pada iman atau keraguan? Tentu kita percaya bahwa doa yang diucapkan dengan keyakinan iman sungguh berkuasa. C.S. Lewis  pernah berkata “kemustahilan pembuktian empiris merupakan kebutuhan spiritual; sebab jika tidak demikian, seseorang mulai merasa mirip dengan pesulap.”
3. Doa jelas tidak dapat memanipulasi Allah yang tidak terbatas.
Jika saja terbukti dan doa memang benar selalu terjadi, mengapa masih ada kekeringan, banjir, bencana, bahkan mengapa penyakit kanker masih ada sampai sekarang? Bahkan di dalam Alkitab pun diceritakan bagaimana doa Ayub, Paulus, dan bahkan Tuhan Yesus (saat memohon agar cawan pahit berlalu dari-Nya) tidak terjawab. Jika doa tidak terjawab seperti yang didoakan, apakah itu berarti iman pendoa terlalu kecil?
Kuasa Doa
Secara personal, saya percaya bahwa doa memberikan rasa aman secara psikologis terhadap si pendoa. Dengan mengetahui bahwa ada Seseorang yang berkuasa memberikan kelegaan kepadanya serta Maha Baik dan Maha Kuasa, tentu akan timbul rasa aman bagi orang tersebut. Namun, kuasa doa tentu bukan hanya memberikan rasa aman secara psikologis. Doa berkuasa. Kuasanya bukan ditentukan dari seberapa banyak orang berdoa, tetapi dari seberapa besar orang tersebut mau benar-benar bersandar dan menyerahkan segala kekhawatirannya kepada Tuhan. Yang terpenting ialah bahwa esensi doa bukan untuk merealisasikan segala yang diharapkan dalam doa, melainkan mengekspresikan kerendahan hati, kebergantungan, dan ketidakberdayaan diri kepada Tuhan melalui komunikasi yang intim. Oleh karena itu Tuhan tidak pernah tergoda oleh rangkaian kata-kata yang indah dan manis. Namun kuasa doa akan Nampak dengan nyata ketika kita bersandar harap, bergantung sepenuhnya kepada Allah ditengah ketidakberdayaan diri kita.
2. PUASA
Dalam Perjanjian lama Tuhan membuat ketetapan bagi umat-Nya untuk merendahkan diri dan puasa "Hari Raya Pendamaian". Bangsa Yahudi menyebutnya sebagai hari Raya Yom Kippur. Imamat 16 : 29 - 31.  Disaat Rasul Paulus melakukan perjalanan menuju Roma juga melakukan doa Puasa ( puasa yang dimaksud diayat tersebut adalah dalam rangka Hari Raya Pendamaian ) seperti yang telah dilakukan bangsa Israel.  Kisah  para Rasul 27 : 9. Dan saat mereka merendahkan diri karena melakukan perbuatan dosa , 2 Tawarikh 7 : 14 , Doa puasa yang berkenan dihadapan Tuhan ialah apa yang terdapat dalam Yesaya 58 : 3-12 . dan Saat Yosafat memerintahkan Bangsa Yehuda berpuasa mohon pertolongan kepada Tuhan atas musuh yang mengepung (2 Tawarikh 20 : 3).           
Di sejumlah literatur Kristen, puasa di Perjanjian Lama, yakni:   

1. Puasa Musa, 40 hari 40 malam tidak makan dan tidak minum (Kel 24:16 dan Kel 34:28)
2. Puasa Daud, tidak makan dan semalaman berbaring di tanah (2 Sam 12:16)          
3. Puasa Elia, 40 hari 40 malam berjalan kaki (1 Raj 19:8)     
4. Puasa Ester, 3 hari 3 malam tidak makan dan tidak minum (Est 4:16)        
5. Puasa Ayub, 7 hari 7 malam tidak bersuara (2:13) 
6. Puasa Daniel, 10 hari hanya makan sayur dan minum air putih (Dan 1:12), doa dan puasa (Dan 9:3), berkabung selama 21 hari (Dan 10:2)      
7. Puasa Yunus, 3 hari 3 malam dalam perut ikan (Yunus 1:17)        
8. Puasa Niniwe, 40 hari 40 malam tidak makan, tidak minum dan tidak berbuat jahat (Yunus 3:7)


Dalam Perjanjian Baru; Lewat Kotbah di Bukit , Tuhan Yesus mengajarkan  bagaimana saat berdoa dan Puasa , Matius 6 : 16 – 18.  Ajaran Tuhan Yesus di Bukit sangat penting untuk kita pahami agar menerima  manfaatnya dalam perjalanan hidup kita , Untuk itu lebih dulu melihat ajaran Tuhan Yesus didalam beberapa ayat ini Matius 6 : 2 : “ Apabila engkau memberi sedekah, “  Matius 6 : 5 “ Apabila kamu Berdoa , “ . Matius 6 : 17, “ Apabila kamu berpuasa, “ kata apabila di tiga ayat ini jelas berbicara perintah kalau dilakukan akan merubah kehidupan kita. Tuhan tidak mengatakan andai kata! Tuhan Yesus tidak memberi pilihan untuk tidak melakukan  3 kewajiban ini, yaitu;            Memberi sedekah, Berdoa, Berpuasa; Jika Gereja / Jemaat mau melakukan 3 hal ini maka Gereja/Jemaat akan mengalami kebangunan Rohani. Berdoa dan Puasa  bermanfaat baik secara "Rohani " dan  "Jasmani" sehingga Tuhan Yesus mengajarkan-Nya kepada murid-murid-Nya.  
 di kitab Perjanjian Baru, puasa terdapat di :          

1. Puasa Yesus, 40 hari 40 malam tidak makan (Mat 4:2)      
2. Puasa Yohanes pembabtis, tidak makan dan tidak minum (Mat 11:18)      
3. Puasa Paulus, 3 hari 3 malam tidak makan, tidak minum dan tidak melihat (Kis 9:9)         
4. Puasa Jemaat mula-mula, untuk menguatkan Paulus dan Barnabas dalam pelayanan (Kis 13:2-3) 

Manfaat Puasa secara Rohani           
  1. Seorang yang sedang Berdoa dan Puasa ia sedang membangun kehidupan Rohaninya sebab saat orang berpuasa bukan hanya soal pantang makan saja , ( diet )  tetapi juga merenungkan arti hidup tujuan hidup didalam Tuhan , apakah hidup dalam ketaatan atau dalam pemberontakan , kalau masih suka memberontak akan perintah-perintah Tuhan inilah waktunya untuk berpuasa seperti yang Tuhan  katakan  . Yoel 2 : 12 – 13         .
  2. Berdoa Puasa membuat seseorang menjadi rendah hati, Kita tidak bisa mengalihkan tanggung jawab rendah hati ini kepada Tuhan dengan mengatakan Tuhan berilah aku Kerendahan hati (Matius 18 : 4 ; 23 : 12  Yakobus 4 : 10  1 Petrus 5 : 6),  semua ayat tersebut jelas mengatakan “ Rendahkanlah dirimu. “ kebenaran ini menjelaskan kerendahan hati itu harus timbul dari hatinya sendiri ( salibkan daging/aku ) dan salah satu sarananya adalah lewat Berdoa dan Puasa. Seperti yang diungkapkan Raja Daud dalam Mazmur 35 : 13.
  3. Mengandalkan hidup kepada Tuhan saja , Ezra 8 : 21 – 23 . Ahli kitab Ezra sebagai Imam bersama rombongan Bangsa Israel pulang ke Yerusalem untuk membangun kembali kota Yerusalem bersama rombongan besar dan harta kekayaan yang pernah dirampas Raja Nebukadnezar pada waktu itu Ezra menghadapi 2 Pilihan minta pertolongan Raja untuk memberikan tentara sebagai pengawalnya , atau minta Tuhan yang mengawal rombongan supaya selamat sampai keYerusalem. ( disini Ezra merendahkan diri doa dan puasa bersama beberapa orang Israel yang memiliki beban yang sama dengannya .) dan kita melihat akhirnya rombongan besar tersebut memperoleh perlindungan dari Tuhan !       
  4. Minta pertolongan kepada Tuhan, 2 Tawarikh 20 : 2 – 4, 12. Raja Yosafat yang ketakutan akan datangnya musuh bangsa Edom mengambil keputusan untuk merendahkan diri berdoa dan puasa dihadapan Tuhan yang perkasa agar menolong mereka dari musuh yang datang mengancam hidup mereka. Raja Yosafat meninggalkan cara – cara lahiriah dengan mempersiapkan tentara, tetapi menggunakan cara supra natural mohon kepada Tuhan  dan kita melihat Raja Yosafat dan Bangsa Israel memperoleh kemenangan luar biasa!        

Manfaat Puasa secara Jasmani        
  1. Menurut medis menjelaskan saat seseorang berpuasa, tidak makan apapun juga maka tubuh akan membakar cadangan, lemak dan kalori yang ada didalam tubuh dan sel-sel yang  dimakan ( dibakar ) adalah yang rusak lebih dulu setelah itu cadangan yang baik, jadi puasa dampaknya adalah kesehatan tubuh, asal saat puasa tetap minum air tawar. 
  2. Saat berbuka puasa lebih baik minum Jus buah – buahan dan sayur - sayuran maka lihat dalam sepuluh hari kita akan melihat hasilnya (Daniel 1 : 5; 8; 12 – 15).       
Tuhan Yesus Berpuasa          
Tuhan Yesus sebelum memulai pelayanan-Nya dibumi ini mengawali dengan Berpuasa lebih dulu minta berkat , pimpinan dan hikmat dari Bapa disini kita bisa belajar kerendahan Hati Tuhan Yesus, tetapi juga rahasia keberhasilan Pelayanan-Nya lewat ayat dibawah ini ;         
  • Lukas 4 : 1 – 2 : “ Yesus yang penuh dengan ROH KUDUS, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh ROH KUDUS kepadang gurun . Disitu Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan di cobai Iblis. Selama di situ Ia tidak makan apa – apa dan sesudah waktu itu “ Ia Lapar. “  diayat itu jelas ditulis “ Ia lapar “ bukan haus / dahaga. Jadi Saat Puasa bisa tidak makan tetapi tetap minum air tawar!          
  • Lukas 4 : 14 : “ Dalam Kuasa ROH KUDUS “ kembalilah Yesus ke Galilea. dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu. “ melalui ayat ini kita bisa membandingkan , Saat Tuhan Yesus melakukan Puasa dikatakan “ penuh dengan ROH KUDUS “ tetapi setelah Puasa dikatakan “ dalam Kuasa Roh “saya percaya bahwa prinsip ini berlaku juga dalam kehidupan dan Pelayanan kita sebagai anak Tuhan, dengan puasa kita tetap dalam kuasa ROH KUDUS!   
Seperti yang dikatakan Tuhan Yesus dalam Yohanes 14 : 12 dan Kisah para Rasul 1 : 8  menjelaskan pentingnya kuasa ROH KUDUS dalam pelayanan kita sebagai pelayan-pelayan Tuhan agar mengalami keberhasilan !

3. KESIMPULAN
Dari pemahaman di atas maka kita tahu bahwa doa dan puasa merupakan alat untuk orang-orang percaya berkomunikasi dan merendahkan diri di hadapan Allah. Karena kita hanyalah debu tanah yang bergantung sepenuhnya kepada sang pencipta. Oleh karena itu pemahaman yang keliru tentang doa dan puasa sebagai alat untuk meminta-minta tidaklah tepat. Allah bukanlah mesin pemuas, Dia juga bukan satpam kita. Yang Tuhan mau adalah diri kita sepenuhnya. Mengenai kebutuhan kita tentulah Allah lebih tahu dari pada kita sendiri. Oleh karena itu bangunlah hubungan komunikasi seperti Anak dengan Bapa, jangan bangun relasi seperti seorang yang rakus dihadapan mesin pemuas. Tuhan memberkati




Pdt. Erik Sunando Sirait
Pdt. Erik Sunando Sirait Anak Pertama dari 7 bersaudara, ibu yang melahirkan boru Simalango (Parna), Istri Lilis Suganda Lumban Gaol dan sudah dikaruniakan 3 Putri yang cantik Sheena Syelomitha Sirait Serefina Faith Sirait Shiloh Hope Sirait

Post a Comment for "Doa dan Puasa"