Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Khotbah Lukas 11: 1-13 "Tuhan, Dengarkanlah Doaku"

Lukas 11 : 1 - 13 
Tuhan, Dengarkanlah Doaku
Minggu Rogate, 26 Mei 2019

Pada tanggal 27 September 2018 dalam acara Hitam Putih di Trans 7, seorang pemuda yang bernama Aldi Novel Adilang yang berasal dari Manado yang mana kisah hidupnya bertahan di laut selama 49 hari menjadi viral. Aldi Novel Adilang tak pernah menyangka akan terapung di laut selama 49 hari dan kisahnya menjadi sorotan. Cerita Aldi bermula pada 14 Juli 2018. Saat itu, angin selatan sedang berhembus, mengakibatkan tali di rakitnya putus. "Saat itu pukul 07.00 Wita. Waktu itu, tali rakitnya putus karena gesekan dengan rakit temannya. Sayangnya, waktu itu dia masih tertidur, sehingga tidak tahu kalau dia sudah hanyut," Selama beberapa hari hanyut, Aldi menyantap bahan makanan yang tersedia. Namun, ransum itu hanya bisa memenuhi kebutuhannya hingga seminggu. Kesulitan lainnya adalah ketiadaan air bersih yang sudah habis pada pekan pertama. Hal ini dia siasati dengan memeras air laut dengan kaosnya. Menurut dia, dengan cara itu, rasa asin pada air bisa berkurang. Dia juga mengumpulkan air hujan untuk diminum. Sembari bertahan hidup, Aldi terus berusaha mencari pertolongan. Namun tak satupun kapal yang mendengarkan suaranya. Aldi tak henti membaca Alkitab bahkan menyanyi lagu rohani. Dia juga terus berdoa (dalam kesaksiannya dia selalu mengucapkan Doa Bapa Kami) agar bisa selamat dan kembali bertemu orang tuanya. Namun dia pernah berpikir untuk menenggelamkan dirinya karena putus asa. Hingga akhirnya, pada 31 Agustus 2018, dia mencoba meminta pertolongan dari kapal yang bermuatan baru bara. Saat itu, kapal telah jalan hingga satu mil. Tapi, karena mendengar teriakannya, kapal tersebut berbalik arah dan melepaskan tali untuk menolongnya. Begitu luar biasa pengalaman hidup yang dialami oleh pemuda tersebut. Ditengah-tengah ketidak pastian akan pertolongan namun dia tetap membaca Alkitab, berdoa dan menyanyikan lagu rohani. Ketekunannya di dalam doa pada akhirnya menghasilkan mujizat yang luar biasa.
Setiap kali kita mengalami hal yang tidak kita inginkan kita selalu berdoa ke Tuhan memohon penguatan untuk menjalani masalah yang sendang kita alami. Berdoa merupakan suatu cara kita berbicara kepada Tuhan sebab manusia berkomunikasi kepada TuhanNya melalui Doa dan memuji nama Tuhan melalui doa kita juga memanjatkan permohonan kita melalui doa. Satu Pertanyaan yang timbul saat kita berdoa apakah doa kita kepada Tuhan sudah benar ?, sebab Berdoa merupakan suatu langkah yang sederhana. Namun memliki dampak yang besar. Sayangnya tidak sedikit orang Kristen yang mengabaikan hal ini. Sehingga banyak orang percaya yang pesimis terhadap doa, sehingga enggan berdoa.

1.      Allah menjadi Bapa bagi orang percaya.
Yesus merespons permintaan para murid agar diajarkan berdoa dengan memberikan doa yang kita kenal sebagai Doa Bapa Kami, yaitu doa yang selalu kita ucapkan dalam ibadah Minggu atau ibadah-ibadah lainnya. Yesus menggunakan panggilan mesra seorang anak kepada bapanya, yang juga dipakai dalam Roma 8:15. Allah adalah Bapa dari semua orang yang menerima Kristus (Yoh. 1:12). Dengan sebutan “Bapa” Yesus ingin menunjukkan bahwa hubungan antara orang percaya dengan Allah bukanlah hubungan yang jauh, melainkan hubungan yang sangat dekat, sebagaimana hubungan antara Bapa dengan anaknya. Satu hal yang baru yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-Nya mengenai hubungan Allah dengan orang percaya. Karena panggilan “Bapa” bagi Allah adalah hal yang tidak dijumpai dalam Perjanjian Lama.
2.      Tetap meminta atau berdoa
Perumpamaan berikut diceritakan Yesus untuk mengilustrasikan pastinya jawaban doa. Di dalamnya Yesus menempatkan doa di atas landasan persahabatan pribadi dengan Allah. Tengah malam. Waktu yang paling berbahaya dan tidak tepat untuk suatu kunjungan. Orang pada zaman Tuhan Yesus jarang keluar pada malam hari karena takut kepada penjahat. Apabila sahabat itu sudah berjalan kaki sepanjang hari, dan baru tiba tengah malam, maka pastilah dia sangat lapar. Dan kemudian dia pergi ke rumah sahabatnya untuk meminta pertolongan agar dipinjamkan roti kepadanya. Rumah di Palestina tidak ada ruang tidur khusus. Pada umumnya kepala rumah tangga mengunci pintu, lalu menggelar tikar di lantai untuk anak-anak. Dia dan istrinya mempergunakan tempat tidur atau tempat yang paling dekat dengan tembok. Mustahil untuk mencapai pintu tanpa mengganggu anak-anak. Namun karena sahabatnya terus meminta pada akhinya sahabatnya itu bangun dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya. Ketika kita berdoa kepada Tuhan, kita harus memilikiiman dan kesungguhan hati kepada Tuhan. Berdoalah kepada Tuhan dengan keyakinan penuh, kesungguhan dan sikap yang tidak putus asa. Dalam perumpamaan ini kita dapat melihat orang yang datang kepada sahabatnya ini, menunjukkan kesungguhan hati dan keyakinan penuh. Walaupun ia sudah mendapat penolakan dari sahabatnya, tetapi ia tetap tidak putus asa dan terus menerus meminta dengan kesungguhan hati dan keyakinan bahwa sahabatnya ini pasti memberikan apa yang diperlukannya. Karena ia tidak merasa malu dan minta kepadanya terus-menerus, maka ia pun bangun memberikan apa yang diperlukannya.
3.      Allah akan memberikan yang terbaik
Mungkin selama ini kita sering kecewa dalam berdoa karena merasa tak pernah dibalas.  Lalu kita berpikir, ah...berdoa itu hanya buang waktu saja. Apa gunanya kita berdoa!.  Untuk itu, kita perlu bertanya kepada diri sendiri, apakah Anda berdoa sesuai dengan Firman Tuhan?. Apakah Anda berdoa supaya nama Allah dikuduskan, supaya kerajaan Allah datang, supaya ada makanan setiap hari, supaya dosa diampuni dan supaya kita dipelihara dari pencobaan?.  Doa semacam inilah yang akan dikabulkan oleh Allah. Dalam pengalaman doa kita, mungkin kita merasa sudah meminta sesuai kebutuhan kita, sepenuh hati, dan dengan mencucurkan air mata serta penuh kesabaran, tetapi kita tidak mendapatkan apa yang kita minta. Mengapa? Apa yang menjadi kunci utama supaya ketika meminta kita diberikan, mencari mendapatkan serta mengetok pintu dibukakan bagi kita? Doa kita dijawab bukan semata-mata karena kita meminta sesuai dengan kebutuhan kita, kesungguhan hati dan kesabaran, tapi itu terletak pada bagaimana hubungan kita dengan Tuhan. Amsal 15:29 mengatakan bahwa “Tuhan mendengar doa orang yang benar”dan Yakobus 5:16 mengatakan bahwa“doa orang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” Jadi, masalahnya adalah apakah kita sudah hidup benar di hadapan Tuhan? Apakah masih ada dosa yang menjadi penghalang hubungan kita dengan Tuhan, seperti yang Yesaya 59:2 katakan bahwa “pemisah antara kita dan Allah ialah segala kejahatan kita, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kita.” Bila kita hidup dan tinggal di dalam Dia, dan firman-Nya tinggal di dalam kita, maka kita akan menerima apa yang kita minta (Yoh. 15:7).

Nb: Diambil dari berbagai sumber
Pdt. Erik Sunando Sirait
Pdt. Erik Sunando Sirait Anak Pertama dari 7 bersaudara, ibu yang melahirkan boru Simalango (Parna), Istri Lilis Suganda Lumban Gaol dan sudah dikaruniakan 3 Putri yang cantik Sheena Syelomitha Sirait Serefina Faith Sirait Shiloh Hope Sirait

Post a Comment for "Khotbah Lukas 11: 1-13 "Tuhan, Dengarkanlah Doaku""