Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Khotbah Menjadi Berkat Dalam Kepelbagaian (Kejadian 12: 1-9)

Minggu 4 Setelah Trnitatis; 05 Juni 2020

12:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;
12:2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.
12:3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."
12:4 Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lot pun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran.
12:5 Abram membawa Sarai, isterinya, dan Lot, anak saudaranya, dan segala harta benda yang didapat mereka dan orang-orang yang diperoleh mereka di Haran; mereka berangkat ke tanah Kanaan, lalu sampai di situ.
12:6 Abram berjalan melalui negeri itu sampai ke suatu tempat dekat Sikhem, yakni pohon tarbantin di More. Waktu itu orang Kanaan diam di negeri itu.
12:7 Ketika itu TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman: "Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu." Maka didirikannya di situ mezbah bagi TUHAN yang telah menampakkan diri kepadanya.
12:8 Kemudian ia pindah dari situ ke pegunungan di sebelah timur Betel. Ia memasang kemahnya dengan Betel di sebelah barat dan Ai di sebelah timur, lalu ia mendirikan di situ mezbah bagi TUHAN dan memanggil nama TUHAN.
12:9 Sesudah itu Abram berangkat dan makin jauh ia berjalan ke Tanah Negeb.

Pengantar

Panggilan Allah bagi umat manusia tidaklah saja hanya sebuah tugas tanpa makna, melainkan sebuah tugas yang mengandung janji dan rencana Allah bagi panggilan tersebut. Pemanggilan Abraham merupakan sebuah teks khotbah yang seringkali dikhotbahkan dalam persekutuan-persekutuan gerejawi, bahkan khotbah ini sudah menjadi populer dikalangan orang percaya. Pemanggilan Allah kepada Abraham merupakan cara Allah untuk memberkati dunia ini. Itu sebabnya tidaklah berlebihan jika gereja-gereja yang tergabung dalam sekber UEM merangkumkan teks ini dalam sebuah thema “menjadi berkat dalam kepelbagaian”, karena di dalam teks ini kita menemukan rencana Allah untuk memberkati dunia ini.

Penjelasan Teks

Abraham di panggil Allah (ay. 1-3)

Kejadian pasal 12 merupakan babak selanjutnya dari rencana Allah bagi dunia ini. Setelah manusia itu jatuh ke dalam dosa dan diusir Allah dari tempat semula ternyata tidak membuat manusia itu menjadi takut akan Allah, justru manusia itu semakin liar dan semakin dalam lagi ruang keterpisahannya dengan Allah, itu sebabnya Allah meluluhlantahkan seluruh umat manusia dimuka bumi melalui air bah, dan hanya ada satu keluarga yang taat yang selamat yaitu Nuh  dan keluarganya. Lama setelah itu Allah kemudian panggil seorang yang bernama Abram yang berasal dari tanah Ur-Kasdim untuk rencana Allah. Allah panggil Abram untuk memberkati dunia ini. Pemanggilan Abram ini diawali dengan perintah Allah kepada Abram “pergilah dari negerimu…”. Adalah sebuah pilihan yang berat bagi Abram ketika mengatakan ‘ya’ kepada perintah Allah, karena Abram harus meninggalkan keluarga besarnya, meninggalkan teman-teman terbaiknya semasa hidupnya dan juga Abram harus meninggalkan masa lalunya begitu saja hanya untuk rencana Allah yang belum dia tahu dengan jelas kemana dia akan pergi dan apa yang akan terjadi dengannya ditempat yang hendak ditunjukkan Allah kepada Abram.

Namun perintah itu tidaklah saja berhenti sampai disitu saja, ada janji yang menyertai penggilan tersebut, yaitu “Aku akan membuat Engkau menjadi bangsa yang besar”, janji ini merupakan angin segar bagi Abram karena sampai umurnya 75 tahun dia belum memiliki anak dari Sarai, kemudian janji yang selanjutnya juga disebutkan bahwa “Allah akan memberkatinya dan membuat namanya masyur, dan Abram akan menjadi berkat”. Bagi zaman tersebut orang berlomba-lomba untuk menjadi yang paling hebat dan terdepan bahkan menjadi yang terhormat, sehingga rumah, tanah, ternak, anak-anak, dan budak  serta kekayaan lainnya menjadi ukuran bagi seseorang untuk dihormati (bnd. Kehidupan Ayub). Lalu bagaimana mungkin Allah akan membuat Abram menjadi Masyur dan memberkatinya, karena perintah diawal adalah Abram harus pergi meninggalkan kampung halamannya, bukankah hal itu berarti bahwa Abram harus meninggalkan rumah, tanah, keluarga, dan harta orangtuanya, lalu bagaimana Allah memberkati Abram di tempat yang baru itu. Maka untuk semakin meyakinkan Abram, Allah mengatakan bahwa “Allah akan memberkati orang yang memberkati Abram dan akan mengutuki orang yang mengutuk Abram, serta  melalui Abram lah semua kaum di dunia ini mendapat berkat”, Allah juga mendampingi Abram dengan jaminan keselamatan bahkan menjadikan Abram sebagai cara Allah untuk memberkati dunia ini. Panggilan Allah terhadap Abram adalah panggilan yang disertai janji bagi Abram dan rencana yang indah bagi dunia ini. Karena melalui Abramlah semua bangsa mendapatkan berkat.

Abram Menuruti Allah (Ay. 4-6)

            Perintah Allah kepada Abram tidak membuat Abram berpikir panjang, Abram tidak berkompromi dengan Allah dengan mengatakan berikan ‘dulu waktu untuk berpikir’, atau dengan menguji Allah ‘pastikah Tuhan janji-janji itu’. Teks kita selanjutnya mengatakan bahwa “lalu pergilah Abram …. Dst”. Tanpa pertimbangan dan keragu-raguan Abram meng-iya-kan perintah Allah tersebut, dan Allah melihat hal tersebut sebagai bukti kesetiaan Abram kepada Allah. dan selanjutnya pun pada teks-teks berikut kita akan mendapati perintah Allah kepada Abram dalam bentuk yang lain, dan lagi-lagi Allah melihat kesetiaan Abram itu melalui ketaatannya kepada perintah Allah.

            Seharusnya jika Abram memberikan pertimbangan kepada Allah, itu adalah hal-hal yang kumrah karena Allah bukanlah Allah yang memaksa, kala itu Abram berumur 75 tahun, dan isterinya pun sudah lanjut usia, dan harus menempuh perjalanan tanpa media kendaraan (Unta, atau Kuda). Namun di dalam kesetiaan, walaupun Abram teah memasuki masa-masa lansia, tetapi dia tetap setia berjalan menuju Kanaan bersama isteri dan keluarganya yang lain.

Allah Menampakkan Diri kepada Abram (Ay. 7-9)

Setelah Abram tiba di Kanaan Allah menampakkan diri kepada Abram, (Ay. 7 menyebutkan : “ketika itu …. Dst), kata ketika itu, hendak menyampaikan bahwa ketika Abram mematuhi Allah, ketika Abram setia mengerjakan perintah Allah, ketika Abram mau meninggalkan tanah leluhurnya, ketika Abram dengan taat berangkat ke Kanaan. Ketika itulah Allah menampakkan diri kepada Abram, dan dimana Allah berdiri menampakkan diri kepada Abram disitulah Abram mendirikan Mezbah bagi Allah. dan di Mexbah itulah kelak akan diingat bahwa Allah menampakkan diri kepada Abram karena kesetiaannya kepada panggilan Allah.

Melalui kenyataan ini, yaitu ketika Allah menampakkan diri kepada Abram, hal ini juga hendak mengingatkan bahwa Allah menampakkan diri bagi orang-orang yang setia kepada panggilan Allah.

Renungan

1.      Jika Allah memanggilmu saat ini dalam segala tugas panggilanmu, kerjakanlah hal itu dengan setulus hati dan ragu-ragu, karena Allah memiliki janji dan rencana atas segala panggilanmu saat ini, baik panggilan dalam profesi pekerjaan, maupun panggilan dalam status sebagai orang tua, sebagai isteri, sebagai suami, sebagai anak-anak, bahkan juga sebagai opung. Semua tugas panggilan itu, jika kita kerjakan dengan baik dan setia seperti Abram, maka kita akan melihat janji Allah dan rencana Allah ditengah-tengah kehidupan kita.

2.      Kesetiaan kita kepada Allah lah yang akan membuat kita mampu merasakan berkat Allah ditengah-tengah kehidupan kita hari lepas hari, seandainya Abram mengingkari panggilan Allah saat dipanggil untk meninggalkan kampung halamannnya, tentu janji dan rencana Allah atas Abram akan batal, namun kesetiaannya kepada panggilan Allah, dan imannya kepada Allah, sehingga dia melihat bagaimana Allah bekerja dalam kehidupannya dan memberkatinya.

3.      Tidak sampai disitu saja, Allah bukan saja memberkati Abram, tetapi juga Allah memakai Abram untuk menjadi berkat bagi dunia ini. Ini juga lah yang menjadi penekanan firman pada minggu ini, yaitu bahwa Allah hendak memakai orang-orang percaya untuk “diberkati dan menjadi berkat” atau “menjadi berkat dalam keperlbagaian”. Jika sampai saat ini kita merasakan tangan Tuhan memelihara kehidupan kita, dan jika sampai saat ini kita masih diberkati oleh Tuhan, maka panggilan yang berikutnya ialah bahwa Allah menghendaki kehidupan kita juga memelihara kehidupan orang lain, bahwa Allah juga menghendaki tangan kita menjadi perpanjangan tangan Tuhan untuk melawat umatNya, khususnya dimasa covid 19 yang sudah memasuki bulan yang kelima namun belum kunjung mendapatkan titik terang dalam penyelesaian dan pemuliahannya, orang percaya dipanggil untuk menjadi berkat dalam kepelbagaian, hal ini dapat terlihat dengan kita menjaga kesehatan orang lain melalui sikap ketaatan kita terhadap protokol kesehatan, hal yang lain juga dapat kita lakukan dalam rangka menjadi berkat dalam kepelbagaian ialah dengan memberikan penguatan bagi mereka yang saat ini mengalamai ketakutan yang berlebih akibat covid 19, memberikan penguatan bagi mereka yang terdampak Covid 19 dari segi sosial maupun ekonomi melalui percakapan pastoral, pendampingan, bahkan dengan berbagi dengan mereka, karena kepada siapa yang diberi banyak kepadanya diminta banyak.

4.      Melalui teks ini juga GKPI dipanggil untuk menjadi berkat dalam kepelbagaian, dalam panggilan Allah kepada GKPI, maka untuk dapat melihat janji dan rencana Allah terhadap GKPI maka dituntut bagi kita untuk setia di dalam panggilan Allah, khususnya dalam Tri tugas panggilan gereja, melaksanakan tugas koinonia, diakonia, dan marturia dengan setia. Jika kita melaksanakannya dengan setia, maka kita akan mampu melihat janji dan rencana Allah dalam kehidupan bergereja.

 

nb: Bahan Khotbah ini dipersiapkan oleh Pdt. A. Sianturi, S. Th (Pdt. JK. Limapuluh)
Pdt. Erik Sunando Sirait
Pdt. Erik Sunando Sirait Anak Pertama dari 7 bersaudara, ibu yang melahirkan boru Simalango (Parna), Istri Lilis Suganda Lumban Gaol dan sudah dikaruniakan 3 Putri yang cantik Sheena Syelomitha Sirait Serefina Faith Sirait Shiloh Hope Sirait

Post a Comment for "Khotbah Menjadi Berkat Dalam Kepelbagaian (Kejadian 12: 1-9)"