Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Khotbah Matius 13: 31 - 35 Beriman dan Bertumbuh di dalam Tuhan

 Minggu 7 Set. Trinitatis; 23 Juli 2023

13:31 Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya.

13:32 Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya."

13:33 Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya."

13:34 Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatu pun tidak disampaikan-Nya kepada mereka,

13:35 supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan."

Dalam perjalanan pengajaran Yesus, sering kali Ia memberikan perumpamaan-perumpamaan. Banyak sekali perumpamaa yang disampaikan oleh Yesus yang berkaitan dengan “kerajaan sorga atau kerajaan Allah” dengan maksud agar pendengar lebih mudah memahami dan mengerti yang dimaksudkan Yesus tentang kerajaan Allah. Pada pengajaran-Nya kali ini, Yesus memberi perumpamaan tentang “Biji Sesawi dan Ragi”.

1.   Kerajaan Sorga seumpama Biji Sesawi (31-32)

Pada nats ini Yesus menerangkan penegasan “Hal kerajaan sorga itu seumpama biji sesawi yang yang ditaburkan orang di ladangnya” biji sesawi dalam bahasa Gorik κόκκος σίναπι (kokos sinapi) yang artinya benih sesawi. Dalam pertanian orang Yahudi benih yang paling kecil dari segala tanaman adalah benih sesawi. Tetapi meskipun benih sesawi yang paling kecil diantara tanaman lainnya apabila ditanam dan tumbuh, benih sesawi akan menjadi tanaman yang paling besar diantara tanaman lainnya dengan ketinggian sekitar 2-3 meter. Sehingga burung   dapat datang dan bersarang pada cabangnya.  Melalui benih sesawi Yesus mau mengatakan bahwa benar, kerajaan sorga itu pada mulanya sangatlah kecil. Namun, jika ada pekerja yang menaburnya (mewartakan dan memberitakannya) maka kerajaan sorga itu akan semakin besar dan luas. Untuk itu, jangan memandang sebelah mata orang kecil, meskipun orang itu kecil. Apabilah ia hidup di dalam kebenaran Tuhan, ia akan menjadi yang terbesar diantara orang lain. Sama halnya dengan Yesus yang adalah orang kecil dari keluarga tukang kayu. Kalau dilihat dari segi ekonomi Yesus adalah orang kecil, karena kedatangannya dari Nazaret sebuah tempat tinggal kecil dan dalam pemahaman orang Yahudi Nazaret adalah tempat orang yang tidak mengenal Tuhan. Tetapi karena dari Tuhan Yesus datang, Nazaret menjadi besar. Begitu pula dengan firman Tuhan sangat kecil jika dilihat dari orang yang memberitakannya, tetapi dimana didengar dan dipegang, firman Tuhan berkuasa melepaskan dan memperbaiki hidup orang. Jadi keistimewaan seseorang tidak diukur dari kemanusiaan (harta, jabatan, dll) tetapi diukur dari hidup yang mendengarkan dan melakukan firman Tuhan.

2.   Kerajaan Sorga seumpama Ragi (33)

Pada perumpamaan yang kedua, Yesus mengatakan “Hal kerajaan sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya”. Ragi adalah bahan yang diadukkan terakhir kedalam adonan sebelum dipanggang. Tepung yang tidak dicampur dengan ragi tidak akan mengembang. Bagi orang palestina, ragi tidak boleh tidak ada karena ragi adalah bahan utama yang dipakai untuk membuat roti, dan berfungsi sebagai pengembang untuk membuat roti. Roti adalah makanan pokok orang Yahudi.  Yesus memilih ragi sebagai perumpamaan karena biarpun jumlahnya sedikit, ragi mampu memberi perubahan yang sedap pada adonan makanan. Serupa dengan itu, ragi mampu menunjukkan perkembangan sehingga memperluas kerajaan Tuhan yang bisa membawa perubahan yang dimulai dari yang sedikit atau kecil, tetapi luar biasa dampaknya. Sedikit tetapi kalau berkualita, ia adalah yang terbaik. Kualitas yang dimaksud adalah iman dan persekutuan dengan Tuhan. Artinya kecil pun orang itu di keberadaannya, tetapi kalau hidup beriman dan bertumbuh dalam Tuhan mereka adalah orang yang membawa perubahan yang baik kepada semua orang.

3.   Pengajaran Yesus melalui Umpama (34-35)

Demikianlah pengajaran-pengajaran Yesus tentang kerajaan sorga disampaikan dalam bentuk perumpamaan-perumpamaan. Yesus memakai perumpamaan dalam pengajarannya agar mudah dipahami dan diingat oleh semua orang yang mendengar. Dengan perumpamaan pendengar ikut berpikir, jadi perumpamaan harus membuat yang mendengar tertarik untuk memahami. Dengan perumpamaan pendengar menjadi mudah memahami firman Tuhan. Melalui perumpamaan, menunjukkan begitu berharga memahami firman Tuhan. Perumpamaan dipakai Yesus untuk menutup celah dari pencobaan orang yang mencari-cari kesalahan dan memutarbalikkan pemahaman yang benar dari pengajaran.

Dalam menjalani kehidupan ini, seringkali kita menganggap bahwa hidup ini hanya perlu diisi dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang besar dan mengabaikan sesuatu yang kita anggap sebagai hal-hal yang terlalu kecil atau sederhana untuk dilakukan. Kita berpikir bahwa dengan melakukan hal-hal yang besar dalam hidup ini maka hidup kita akan lebih bermakna. Misalnya seandainya saya memiliki uang yang banyak, maka akan saya gunakan untuk membuka usaha dan menolong yang kekurangan; seandainya saya punya uang yang banyak, saya akan memberikan persembahan yang besar untuk mendukung pelayanan di gereja; seandainya saya dsb. Apakah memang demikian? Menjadikan hidup ini lebih bermakna tidak selamanya diukur dari “sesuatu yang besar” tetapi juga ketika kita melakukan “hal-hal yang kecil/sederhana,” tetapi memberi dampak bagi kehidupan orang banyak. Biji sesawi dan ragi adalah dua benda yang ukurannya sangat kecil namun jika sudah diolah makan akan menjadi besar. Biji sesawi yang kecil jika ditanam akan tumbuh menjadi pohon yang besar. Begitu juga ragi yang kecil jika diaduk bersama dengan tepung akan mengembang jadi besar. Dengan mengambil perumpamaan kedua benda yang kecil, kita bisa pahami bahwa Kerajaan Sorga dimulai dari sesuatu yang kecil dan sederhana, namun perlahan-lahan akan menjadi besar dan bermakna. Melalui tema pada nats ini, “Beriman dan bertumbuh di dalam Tuhan” mau mengarahan kita agar tidak takut untuk mengatakan atau mewartakan kebenaran firman Tuhan karena keadaan kehidupan kita yang kecil. Bahkan dikekurangan kita, kita semakin mendekatkan diri kepada Tuhan, agar kita menjadi berkat bagi orang banyak. Tuhan memakai orang kecil untuk menunjukkan kekuatan kuasanya. Siapa pun kita, apapun keadaan kita, ketika Tuhan memakai kita, Dia juga yang akan memampukan kita. Jadi mari arahkan hidup kita beriman dan bertumbuh di dalam Tuhan.

 

 


Post a Comment for "Khotbah Matius 13: 31 - 35 Beriman dan Bertumbuh di dalam Tuhan"