Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Khotbah Roma 7: 15 - 25 Mencintai Hukum Allah

Minggu 5 Set. Trinitatis; 09 Juli 2023

7:15 Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat.
7:16 Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum Taurat itu baik.
7:17 Kalau demikian bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku.
7:18 Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik.
7:19 Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.
7:20 Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku.
7:21 Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku.
7:22 Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah,
7:23 tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.
7:24 Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?
7:25 Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

Jemaat Roma adalah jemaat yang ditinggali oleh orang berdiaspora yaitu orang Yahudi dan Yunani yang datang dari beragam tempat.  Roma adalah pusat perekonomian kekaisaran Romawi. Surat Roma dituliskan Rasul Paulus sekitar tahun 56 M ketika Rasul Paulus melakukan penginjilan di Korintus untuk “memberikan karunia rohani”. Surat ini ditulis kepada jemaat Roma melalui Tertius sebelum sampai ke spanyol. Orang Kristen di Roma harus menghadapi beragam persaingan dari budaya dan agama. Dari sosial budaya yaitu mengikutkan budaya Romawi yang Hierarchis, kelompok-kelompok suku, peperangan melawan yang tidak sekelompok atau agama, dan perbudakan. Jadi Paulus menulis Surat ini karena adanya persoalan dan perselisihan pada orang Kristen di Roma karena iman nya kepada Yesus Kristus.

Nats ini diawali dengan sebuah pengakuan dari Paulus yang telah bertobat, yang mencintai hukum Allah, yang mencoba untuk menaatinya dan melayaninya yaitu sebuah pengakuan tentang keberadaan dirinya, apa yang dilakukan dan yang dialami Paulus sebagai sesuatu yang bertentangan pada pemahamannya. Pada ayat 15-16, Paulus menyampaikan bahwa: “Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat. Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa Hukum Taurat itu baik”. Sebenarnya merupakan ungkapan seseorang yang berada dalam sebuah titik kebingungan akan dirinya sendiri. Rasul Paulus mengetahui bahwa apa yang dilakukannya adalah sesuatu yang salah, tetapi ternyata dia mengalami kesulitan bagaimana mengatasi hal yang salah tersebut. Ada pertentangan antara “keinginan” dan “ketidakmampuan” kondisi ini membuktikan dua hal yaitu bahwa Taurat adalah baik dan bahwa Dosa begitu menguasai manusia. Mereka berusaha menaati hukum Allah tanpa Kasih Karunia Kristus yang menyelamatkan menentukan bahwa mereka tidak sanggup melaksanakan maksud baik hatinya. Mereka bukan penguasa atas diri sendiri; kejahatan dan dosan berkuasa di dalam dirinya, dan menjadi hamba kejahatan dan dosa.

Pada ayat 17-20, Rasul Paulus berfokus pada dosa yang menjadi penyebab ketidakmampuan manusia untuk melakukan yang baik. Paulus menyadari bahwa dosa yang ada dalam dagingnya ada pertentangan yang terjadi dalam diri Paulus, dia sebagai manusia oleh karena dosa menyebabkannya tidak mampu melakukan hal yang baik meskipun ada keinginan untuk melakukan yang baik, ternyata dosa dalam dagingnya menjadi penghalang bagi Paulus untuk melakukan hal yang baik dalam hidupnya. Pengaruh dosa akhirnya diakui oleh Paulus sebagai sesuatu yang menjadi batu sandungan dan Paulus menyadari bahwa perbuatan jahat dan dosa bukanlah apa yang dikehendakinya tetapi justru dia tidak mempunyai kemampuan untuk melakukan yang dikehendaki yaitu perbuatan baik. Dan akhirnya Paulus melihat bahwa dosa dalam hidupnya membuatnya lemah. Paulus menegaskan bahwa dia yang melakukan apa yang jahat tetapi dosa yang ada dan diam didalam dirinya yang menghasilkan apa yang Paulus benci. Dalam Galatia 5:17 Rasul Paulus mengkategorikan hal yang baik dan batin itu adalah kekuatan roh, dan hal yang jahat itu adalah kekuatan daging. “Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging, karena keduanya bertentangan sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki”.

Pada ayat 21-23, Rasul Paulus menekankan bahwa tidak satupun manusia di dalam dunia ini terbebas dari dosa, karenanya tidak seorangpun yang layak untuk diselamatkan, baik mereka yang hidup dalam aliran yang tidak mengenal Allah maupun mereka yang mengetahui hukum dan mencoba memelihara hukum itu. Manusia lahiriah diperadukan dengan manusia batiniah yang dilengkapi oleh akal budi sebagai wujud hukum Allah, bila kita merasa takkluk dalam pertentangan batin itu maka kembalilah pada dasar kehidupan kerohanian kitayakni yang dosa-dosa kita telah dibebaskan oleh hukum kasih karunia (bnd. 2 Kor 4:16). Menjadi tawanan (hukum) dosa berarti ada benih-benih atau racun tubuh kita yang berkembang menjadi dosa. Maka setiap orang yang sudah mengalami dan menerima kasih karunia melalui pembebasan dosa perlu mengingat firman-Nya “Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya” (Gal 5:24).

Pada ayat 24-25, seuan Paulus mengatakan “aku manusia celaka!” dari apa yang dialami Paulus dengan merasakan konflik hidup di mana di satu pihak ia masih hidup dalam daging, tetapi di lain pihak ia berada dalam Kristus. Di dalam daging berarti berada dalam tubuh kematian “Siapakah yang melepaskan aku dari tubuh maut ini?”. Tubuh maut di sini adalah sama dengan tubuh kematian yang mengacu pada tubuh dimana di dalamnya ada dosa dan juga kematian tubuh secara Rohani maka tubuh inilah yang perlu dilepaskan. Tubuh dan daging memang menjadi ajang pertempuran oleh hukum dosa dan hukum Allah, tetapi kita akan menjadi pemenang ketika kita berhasil melewati pergumulan itu bersama Yesus Kristus Tuhan kita. Maka ketika kita percaya kepada Yesus, kita akan memperoleh kuasa yang luar biasa dari-nya karena kuasa itu pemeliharaan Allah untuk kemenangan kita atas dosa dan mengangkat kita pada kemenangan. “Syukur kepada Allah! Oleh Yesus Kristus Tuhan kita.”

Ternyata dalam keberimanan kita kepada Allah, kita juga akan tetap hidup dalam perjuangan dan pertarungan. Kita diperhadapkan dalam dua hal bertentangan, yaitu antara keinginan untuk berbuat baik dan keinginan untuk berbuat jahat. Dan kondisi yang membuat kita berada dalam kesulitan dimana dosa dan daging menjadi lemah dan membuat kita terbelenggu/tertawan dalam perbuatan jahat. Tentu dalam kondisi ini, yang semestinya kita percayai itu ialah Tuhan Allah melalui Yesus Kristus memberi kemenangan bagi setiap orang yang berada dalam pertarungan iman. Dia akan memberi Kuasa dari Roh-Nya, sehingga umat yang berharap akan kemenangan dari-Nya, menerima kemenangan itu. Maka setiap umat percaya harus berbuat baik dan melakukan hukum Allah, sehingga bila kita mengalami kesulitan karena lemahnya daging, datang dan berserulah kepada Allah maka hidup kita menjadi hidup yang penuh dengan ucapan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus.

 


Post a Comment for "Khotbah Roma 7: 15 - 25 Mencintai Hukum Allah"