Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Khotbah Mazmur 25: 1-10 Tuhan Menunjukkan Jalan Kepadaku

 Minggu Invokavit; 18 Februari 2024

25:1 Dari Daud. Kepada-Mu, ya TUHAN, kuangkat jiwaku;

25:2 Allahku, kepada-Mu aku percaya; janganlah kiranya aku mendapat malu; janganlah musuh-musuhku beria-ria atas aku.

25:3 Ya, semua orang yang menantikan Engkau takkan mendapat malu; yang mendapat malu ialah mereka yang berbuat khianat dengan tidak ada alasannya.

25:4 Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN, tunjukkanlah itu kepadaku.

25:5 Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari.

25:6 Ingatlah segala rahmat-Mu dan kasih setia-Mu, ya TUHAN, sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala.

25:7 Dosa-dosaku pada waktu muda dan pelanggaran-pelanggaranku janganlah Kauingat, tetapi ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya TUHAN.

25:8 TUHAN itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat.

25:9 Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati.

25:10 Segala jalan TUHAN adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya.

Melalui mazmur ini kita belajar menghadapi setiap pergumulan. Sebahagian orang akan bingung karena begitu banyaknya jalan-jalan yang ditawarkan untuk menyelesaikan pergumulan yang hadapi. Sebahagian orang hampir berputus asa karena merasa tidak ada lagi jalan keluar. Melalui nas ini kita belajar untuk menyelesaikan setiap masalah dan pergumulan yang utama bukanlah mencari jalan keluar masalah, tetapi mencari jalan-jalan Tuhan. Keselamatan hanya terdapat dalam bimbingan dan arahan Tuhan. Sebab itu berhati-hatilah dalam menghadapi setiap pergumulan dan masalah, supaya jangan kita justru jatuh kedalam dosa. Setiap pergumulan dan masalah yang kita hadapi dapat semakin mendekatkan kita kepada Tuhan, tetapi dapat juga membuat kita semakin jauh dari Tuhan.

Kita mungkin pernah mendengar pendapat yang mengatakan " Kalau engkau dalam tekanan dan kesulitan, berteriaklah, berserulah maka sebahagian tekanan hidupmu akan lepas". Tapi adakah manfaatnya jika seruan itu tidak jelas disampaikan kepada siapa, bukankah seruan minta tolong itu memerlukan jawaban? Bukankah teriakan minta tolong itu kadang kala mendapat jawaban yang mengecewakan? Misalkan saja jika teriakan itu disampaikan kepada seseorang yang menurut perhitungan memiliki kemampuan untuk memberi pertolongan, namun jawabnya "Maaf aku tidak dapat membantumu sebab aku juga dalam kesulitan besar!" Berharap kepada manusia kadang mendapat jawaban namun kadang kala mengecewakan. Memang manusia sebagai makhluk sosial memerlukan sesamanya, terutama ketika menghadapi kesulitan hidup, tapi hal yang utama yang tidak boleh di lupakan yaitu Tuhan Yesus penolong yang utama.

Perikop khotbah saat ini dituliskan ketika pemazmur mengalami tekanan dan penderitaan, ia berseru di dalam doanya: "KepadaMu ya TUHAN kuangkat jiwaku" Mengangkat jiwa artinya menyerahkan diri, perhatiannya konsentrasi penuh kepada kehendak atau rancangan Tuhan. Pemazmur percaya bahwa ia dan semua orang percaya sungguh sungguh mendapat dukungan Tuhan jika mereka berseru kepadaNya dan tidak akan dipermalukan.

Di dalam doanya pemazmur mengungkapkan jalan jalan Tuhan memang penuh rahasia dan misteri. Namun pemazmur rindu supaya Tuhan menuntunnya berjalan dalam kebenaranNya. Ketika pemazmur menyampaikan seruannya meskipun kekalahan musuh musuhnya belum terjadi tapi melalui pengharapannya ketika doa itu diucapkan pemazmur telah melilihat kekalahan musuh musuhnya dan Tuhan yang memenangkanya. Bagi pemazmur penantian tindakan penyelamatan Tuhan harus setiap hari dan setiap saat dengan sabar dan tekun dinantikan. Dalam sejarah masa lalu masa nenek moyang Israel bukti kebesaran dan kekuatan Tuhan sungguh nyata, bahwa Tuhan handal menyelesaikan semua perkara. Tetapi kalau Tuhan tidak segera bertindak bukan beararti Tuhan tidak peduli atau kuasaNya tidak dapat diandalkan lagi, namun kalau Tuhan belum bertindak itu karena jalanNya atau karena saatNya belum tiba. Orang yang berdoa seruannya tidak berkuasa mengubah jalan Tuhan dan waktu Tuhan. Sipendoa harus menyadari keberadaannya sebagai yang memohon.

Doa menuntun si pendoa mengoreksi hidupnya seperti doa pemazmur ditengah tengah doanya ia mengingat dosa dan pelanggarannya, bukan Tuhan yang mengingat-gingat dosa dan pelanggarannya. Bukan seperti dugaan pemazmur, Tuhan bukan sedang berperkara tentang dosa dan pelanggaran masa mudanya. Jadi doa tidak dapat mengubah keputusan Tuhan tetapi doa harus membuat si pendoa semakin mengenal kebesaran Tuhan dan jalan jalanNya, semakin rendah hati dan bergantung kepada pertolongan Tuhan, sipendoa yang berubah dan menyadari kesalahan serta menyelesaikannya di hadapan Tuhan. Karena itu sia sialah orang berdoa dan menyembah Tuhan jika ia datang menghadap hadirat Tuhan dengan tinggi hati sebab Tuhan hanya membimbing dan memberitahukan jalan jalanNya kepada orang yang mengaku dosa dan rendah hati.

Kerendahan hati menjadi penting bagi umatNya untuk mengetahui jalan Tuhan dalam hidupnya. Sesungguhnya, ‘Segala jalan TUHAN adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya’. Manusia perlu mengenal dirinya. Manusia bukanlah makhluk sempurna tetapi penuh dosa, kesalahan, kelemahan, ketidaktahuan. Dalam kesadaran akan dosanya, manusia perlu menyesali dosanya, bukan menikmati dosa itu, apalagi mencari pembenaran diri. Manusia harus keluar dari lingkaran dosa itu, dan memberikan diri dalam pengendalian Tuhan. Pengakuan dosa menjadi penting bukan hanya bersifat seremonial belaka, melainkan nyata dalam kehidupan sehari-hari melalui hidup dengan rendah hati.

Dalam hidup ini, kita seringkali menyaksikan realita yang tidak dapat kita selami ; mengapa ada orang yang tidak percaya, tidak setia atau seorang penjahat tapi hidupnya tampak diberkati Tuhan ? Sementara, orang yang setiapada Tuhan justru mengalami derita? Itulah otoritas Tuhan, kebesaran Tuhan. Manusia tidak berhak membantahNya. Manusia hanya berhak melakukan apa yang Tuhan perintahkan, dan tidak berhak menuntut atau membela diri dihadapan Tuhan. Tuhan yang punya otoritas. Yang perlu dilakukan manusia adalah mendekatkan diri pada Tuhan. Apapun yang kita alami kita harus melihat kehendak atau rancangan Allah. Dengan demikian, suatu perjuangan yang sukses tidak membuat kita lupa diri. Dan kita tidak harus kecewa, putus asa atau mencari kambing hitam ketika menghadapi sebuah kegagalan. Manusia sering menjadi panik karena tidak mengerti jalan Tuhan. Jangan selalu melihat penderitaan sebagai hukuman Tuhan tetapi sangat mungkin merupakan cara Tuhan agar kita mendekatkan diri kepadaNya, dengan pertobatan secara terus menerus hingga tiba pada kesempurnaan. Allah memiliki otoritas. Karena itu, kita senantiasa hendaklah selalu rendah hati dalam menjalani hidup ini. Dalam kerendahan hatilah kita mampu merasakan bahwa segala Jalan Tuhan adalah kasih setia dan kebenaran. Itulah yang memberi sukacita bagi kita dalam hidup ini.

Menghadapi segala godaan, pergumulan dan tantangan malu jika kalah. Orang percaya memiliki Tuhan yang baik dan berkuasa yang senantiasa dapat diandalkan dan pertolongannya nyata. Jangan lagi kejahatan, godaan dan pergumulan mengalahkan orang percaya, sebab seharusnya iman kepada Allah menghantarkan orang percaya memenangkannya. Apabila orang percaya kalah dan kejahatan, godaan dan pergumulan memenangkannya, mereka akan menertawakan kekalahan anak anak Tuhan, hal itulah yang disebut memalukan. Karena itu mintalah selalu supaya Tuhan memberitahukan jalan jalannya dan mohonkan supaya Dia menuntun kita di jalanNya, sebab jalan jalanNya menuju kepada kemenangan dan damai sejahtera.

Post a Comment for "Khotbah Mazmur 25: 1-10 Tuhan Menunjukkan Jalan Kepadaku"