Khotbah Matius 7: 1 - 11 setiap orang yang meminta akan menerima
Minggu Rogate; 05 Mei 2024
7:1 "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
7:2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
7:3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
7:4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
7:5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
7:6 "Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu."
7:7 "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
7:8 Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
7:9 Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti,
7:10 atau memberi ular, jika ia meminta ikan?
7:11 Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."
Doa adalah suatu bentuk
ungkapan orang percaya kepada Tuhan, oleh karena itu doa adalah salah satu
aspek penting bagi kehidupan orang Kristen terlebih kehidupan orang beriman.
Doa bukan hanya sekedar menutup mata dan melipat tangan, akan tetapi doa
merupakan suatu bentuk percakapan yang diungkapkan kepada Tuhan Allah, ketika
merasakan rasa syukur dan pujian atas penyertaan Tuhan Allah lewat tuntunan Roh
Kudus dalam setiap aspek perjalanan kehidupan orang Kristen, serta ketika dalam
keadaan yang penuh dengan pergumulan, karena doa merupakan napas bagi setiap
orang percaya, Yesus sendiri menegaskan dalam (Lukas 18:1) “Yesus mengatakan
suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka haruslah selalu
berdoa dengan tidak berjemu- jemu,” (Markus 11:24) “karena itu Aku berkata
kepadamu: apa saja yang diminta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah
menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu,” (Matius 26:41) “berjaga-jagalah
dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut,
tetapi daging lemah,” (Yohanes 15:7) “jikalau tinggal di rumah Aku dan
firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan
kamu akan menerimanya.” Oleh sebab itu doa memiliki peranan yang penting untuk
kelangsungan perjalanan kehidupan orang Kristen. Tetapi kenyataannya dalam
kehidupan orang Kristen tidak begitu banyak orang yang memahami tentang doa.
Injil Matius 7:1-11 ini
merupakan pengajaran Yesus Kristus pada Khotbah di Bukit, yang dimulai dari
pasal 5-7. Perikop ini secara khusus mengajarkan tentang hal pengabulan doa ini
karena Yesus melihat kurangnya pemahaman orang Yahudi dalam mempraktekkan cara
berdoa mereka dan dengan tujuan untuk memamerkan diri mendapat pujian dan rasa
hormat. Di sini Yesus memberitahukan kepada setiap orang yang ada dan
mendegarkan pengajaran-Nya pada waktu itu, bahwa mereka harus bergaul akrab
dengan Bapa. Ia menunjukkan betapa pentingnya sebuah kehidupan yang dekat
dengan Bapa. Salah satu caranya melalui berdoa dan meminta sesuatu dari Allah.
Akan tetapi Yesus mengatakan hal pengabulan doa ini juga agar baik orang Yahudi
maupun murid-murid-Nya dan semua orang yang ada pada waktu itu ditempat itu
memahami bagaimana seharusnya menjalankan Hukum Taurat dan kitab para nabi
dengan baik dan benar atau bagimana cara berdoa meminta yang dihendaki oleh
Allah. Bukan seperti yang dilakukan oleh orang Yahudi khususnya orang Farisi
dan ahli-ahli taurat yang hanya mementingkan pujian dari bayak orang. Dengan
menunjukkan kesalehan mereka seperti orang munafik, tanpa memahami cara berdoa
dan meminta kepada Allah yang sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh-Nya. Dan
dalam pasal ini Yesus memberikan peringatan-peringatan dan juga pengajaran
tentang Hal menghakimi dimana sebagai umat manusia haruslah menjauhkan diri
dari hal mnghakimi orang lain dengan keras dan tanpa kasih, serta tanpa melihat
dan menyadari dosa dalam diri sendiri.
Jika kita melihat keseluruhan
isi dari perikop ini, maka sangat jelaslah Matius menempatkan keseluruhan
perikop ini dalam konteks ini yaitu untuk menyimpulan arti sebenarnya dari
Hukum Taurat dan kitab para nabi bahwa Yesus datang bukan untuk meniadakan
Hukum Taurat melainkan menggenapinya dan Yesus mengajarkan supaya orang banyak
meminta sesuatu kepada Allah, dengan menceritakan pengajaran Yesus mengenai hal
pengabulan doa pertama ayat 7-8 kita dapat melihat, bahwa Matius menggambarkan
Yesus yang memberitahukan dengan menggunakan kata-kata perintah yang mengandung
arti teruslah meminta, mencari dan mengetuk maka kamu akan diberikan, akan
mendapat dan pintu akan dibukakan kepada mereka yang meminta sesuatu kepada
Allah. Minta, Cari, Ketuk, 3 hal ini sangat kuat ketika di lakukan dengan
kesetiaan, kejujuran, ketaatan dan dengan hormat. Meminta, mencari dan mengetuk
seperti yang dikatakan Yesus dalam perikop ini sebagai bentuk perintah. Hal ini
ingin mengajak kita agar meminta kepada Allah yang artinya manusia menyadari
akan kelemahan dan keterbatan sehingga meminta pertolongan dan penyertaan Allah
dalam kehidupannya, sedangkan carilah disini sama dengan bekerja, dimana
seseorang harus bekerja untuk mendapatkan apa yang dicari, sedangkan ketoklah
disini bisa kita pahami sebagai ungkapan untuk berusaha terus agar pintu di
bukakan jadi dalam konteks ayat minta cari dan ketok sama seperti berdoa
bekerja dan berusaha agar apa yang didoakan, dikerjakan dan diusahakan akan
diterima, didapatkan.
Pada ayat yang ke 9-10 pada
ayat ini Matius menggungkapkan ungkapan Yesus memakai suatu ibarat atau
perbandingan yang diambil dalam kehidupan sehari-hari umat manusia. Ungkapan
ini di karenakan jarang sekali ada seorang bapa yang menipu anaknya dengan
memberi makan yang tidak layak untuk dimakan. Dan pada ayat yang ke 11 ini
Yesus pun menarik kesimpulan bapa duniawi masih mempunyai sifat tidak baik
(orang berdosa), tetapi Tuhan Yesus mengakui bahwa orang tua mempunyai perasaan
yang baik terhadap anaknya karena tidak ada orang tua yang akan membiarkan
anaknya ketika ia meminta kepada nya, maka dari itu Tuhan memakai perbandingan
dengan kehidupan sehari-hari manusia dengan penggunaan memakai seorang bapa
yang tidak mungkin akan membiarkan anak-anaknya apalagi Bapa yang ada di dalam
sorga akan memberikan apa yang baik kepada siapa saja yang meminta kepada- Nya
sesuai dengan Kehendak dan pekenanan-Nya dan mau untuk hidup taat dan setia di
dalam doa dan pengharapan kepada-Nya.
Janganlah doa kita menjadi sikap tamak sehingga memaksa Tuhan untuk menuruti keinginan kita. Tuhan sangat tahu apa yang kita butuhkan bukan dengan apa yang kita inginkan. Jika Tuhan menjawab atau memberikan melebihi kebutuhan kita maka kita harus pahami bahwa Tuhan mempunyai rencana dalam hidup kita, Ia memberi kepercayaan kepada kita dengan mencurahkan berkat bukan berarti sekedar memenuhi keinginan atau kebutuhan tetapi dibalik itu, ada misi Tuhan bagi kita untuk dibagikan kepada orang lain karena kebutuhan kita sudah terpenuhi maka kita harus membaginya dengan orang lain. Bagaimana pun jawaban dari doa harus diserahkan kepada Tuhan. Karena Tuhan tahu memberikan yang terbaik kepada kita, dan sebagai manusia kita meminta hal yang menurut kita itu baik, padahal menurut Tuhan, kita meminta yang tidak baik hal ini kita bisa lihat dalam hal berdoa dimana kita meminta makanan yang secukupnya (11) dan agar kehendak Tuhan yang jadi (10). Juga di ingatkan kita jangan berharap pada harta di bumi yang tidak kekal (19-20) dan jangan menyembah mamon. Seperti kata Yakobus dalam (Yakobus 4:3) kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu. Sekalipun permintaan kita itu meminta roti belum tentu hal itu sesuai dengan rencana dan kehendak Tuhan dalam kehidupan kita, sehingga kita tidak diberikan apa yang kita minta. Menyerahkan hasil doa kepada kehendak Tuhan dan kita harus meminta dengan keyakinan dan kekuatan dan menyerahkan jawaban doa kita kepada Tuhan adalah kekuatan kita untuk hidup taat dan berharap kepada Tuhan Allah seperti 1 Yohanes 5:14 dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak- Nya dan sesuai dengan waktu dan cara Tuhan.
Post a Comment for "Khotbah Matius 7: 1 - 11 setiap orang yang meminta akan menerima"