Khotbah Lukas 7: 41 - 50 Dosamu telah diampuni
Minggu Judika, 06 April 2025
7:41 "Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh.
7:42 Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?"
7:43 Jawab Simon: "Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya." Kata Yesus kepadanya: "Betul pendapatmu itu."
7:44 Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon: "Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya.
7:45 Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku.
7:46 Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi.
7:47 Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih."
7:48 Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosamu telah diampuni."
7:49 Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati mereka: "Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?"
7:50 Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: "Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"
7:41 Dua do parsingiran ni sada halak sipaanakkon hepeng. Utang ni na sada limaratus rupia, limapulu do di na sada nari.
7:42 Ala soada gararnasida, dibasabasahon ma i tu nasida duansa. Asa ise nasida tagamon na humolong roha di ibana?
7:43 Dialusi si Simon ma: Parsibasabasaan na gumodang i do, anggo di rohangku. Jadi dialusi ma ibana: Tingkos do panimbangmi!
7:44 Dung i didompakkon ma parompuan i, laos ninna ma mandok si Simon: Atehe diida ho do parompuan on? Ro do Ahu tu jabum on, ndang dilehon ho aek pamuri ni pathu; alai anggo ibana, iluilu ni matana do dibahen manonui pathu jala diapusi dohot obukna.
7:45 Ndang diumma ho Ahu; alai anggo ibana, olat ni dung bongot tuson, ndang dipasohot mangumma pathu.
7:46 Ndang dimiahi ho ulungku; alai anggo ibana, dimiahi do pathu dohot miak na hushus.
7:47 Dibahen i hudok ma tu ho: Nunga sesa dosana na godang i, umbahen godang holong ni rohana. Alai anggo otik do disesa, otik ma holong ni rohana.
7:48 Laos didok ma tu parompuan i: Nunga sesa angka dosami!
7:49 Gabe didok angka donganna sapanganan ma sama nasida: Ise do On? Ai dohot do angka dosa disesa?
7:50 Laos didok muse tu parompuan i: Haporseaonmi do paluahon ho. Mardame ma ho muli!
Pernahkah
saudara
merasa tidak layak di hadapan Tuhan karena dosa-dosa saudara? Atau mungkin
merasa sulit menerima pengampunan karena kesalahan di masa lalu? Kabar baiknya
adalah Yesus datang bukan untuk menghukum, tetapi untuk mengampuni dan
memulihkan. Dalam Lukas 7:41-50, kita menemukan kisah luar biasa tentang
seorang perempuan berdosa yang mengalami kasih dan pengampunan Tuhan. Teks ini
merupakan salah satu bagian penting dalam Injil Lukas yang menyoroti tema kasih
karunia, pengampunan, dan respons manusia terhadap anugerah Allah. Perikop ini
memperlihatkan kontras antara dua tokoh utama: Simon si Farisi dan perempuan
berdosa, dengan Yesus sebagai pusat pengajaran. Dalam Lukas 7, Yesus diundang makan
oleh seorang Farisi bernama Simon. Pada saat itu, seorang perempuan yang
dikenal sebagai pendosa datang dengan membawa minyak wangi mahal. Dengan penuh
kasih, dia menangis, membasahi kaki Yesus dengan air matanya, menyeka dengan
rambutnya, mencium-Nya, dan mengurapi kaki-Nya dengan minyak wangi. Melihat hal
itu, Simon meragukan Yesus. Dia berpikir, jika Yesus benar-benar seorang nabi,
Dia pasti tahu siapa perempuan ini dan tidak akan membiarkannya menyentuh-Nya.
Yesus, yang mengetahui isi hati Simon, menceritakan perumpamaan tentang dua
orang yang berhutang kepada seorang pemberi pinjaman.
1.
Perumpamaan
tentang Pengampunan (Luk. 7:41-42)
Yesus
memberikan perumpamaan tentang dua orang yang berhutang kepada seorang pemberi
pinjaman: Satu berhutang 500 dinar (jumlah yang sangat besar, setara dengan
hampir dua tahun gaji seorang pekerja harian), Satu lagi berhutang 50 dinar
(sekitar dua bulan gaji). Karena keduanya tidak mampu membayar, sang pemberi
pinjaman menghapuskan hutang mereka. Hutang dalam perumpamaan ini melambangkan
dosa. Orang yang berhutang banyak melambangkan perempuan berdosa, sedangkan
yang berhutang sedikit melambangkan Simon si Farisi. Kedua orang dalam perumpamaan ini tidak mampu membayar hutang
mereka. Semua orang memiliki hutang dosa kepada Allah, tetapi ada yang
menyadari kedalaman dosanya lebih daripada yang lain. Pengampunan diberikan
sepenuhnya oleh kasih karunia. Baik orang yang berhutang sedikit maupun banyak,
keduanya tidak bisa membayar. Ini menggambarkan bahwa keselamatan bukan karena
usaha manusia, tetapi karena anugerah Allah. Manusia yang tidak bisa
menyelamatkan diri sendiri dari dosa.Respons terhadap pengampunan berbeda-beda.
Orang yang merasa telah menerima pengampunan besar akan menunjukkan kasih yang
lebih besar kepada Allah. Tuhan,
sebagai pemberi pengampunan, menunjukkan kasih-Nya dengan menghapuskan hutang
mereka.
2.
Sikap
Simon vs. Sikap Perempuan (Luk. 7:44-46)
Kelompok
Farisi sangat ketat dalam menjalankan hukum dan tradisi Yahudi. Mereka percaya
bahwa kesalehan diukur dari ketaatan terhadap peraturan-peraturan hukum Taurat.
Simon, sebagai Farisi, kemungkinan besar melihat dirinya sebagai orang yang
benar dan tidak merasa membutuhkan pengampunan yang besar. Perempuan dalam
cerita ini kemungkinan besar adalah seorang pelacur atau seseorang yang hidup
dalam dosa publik. Dalam masyarakat Yahudi, perempuan seperti ini dianggap
najis dan dijauhi oleh kaum religius. Tindakan perempuan ini, yakni menangis,
membasahi kaki Yesus dengan air mata, menyekanya dengan rambutnya, mencium, dan
mengurapi dengan minyak wangi, adalah ekspresi kasih dan penyembahan yang
mendalam. Secara budaya, menyentuh seorang rabi adalah hal yang tabu bagi
perempuan berdosa, tetapi dia berani melakukannya sebagai tanda kerendahan hati
dan pertobatan. Simon, meskipun religius, gagal menunjukkan kasih kepada Yesus.
Ini mencerminkan hati yang tidak menyadari kebutuhannya akan pengampunan.
Perempuan berdosa, dengan rendah hati, mempersembahkan dirinya sepenuhnya. Ini
menunjukkan bahwa keselamatan datang kepada mereka yang memiliki hati yang
hancur dan bertobat (Mzm. 51:17). Kesalehan tanpa kasih adalah kesia-siaan.
Simon memiliki pengetahuan agama, tetapi hatinya tidak penuh kasih. Pengampunan
menghasilkan kasih yang besar. Perempuan itu menunjukkan kasih karena dia
menyadari betapa besar dosanya yang telah diampuni. Simon, meskipun
seorang Farisi yang taat hukum Taurat, tidak memperlakukan Yesus dengan hormat.
Sebaliknya, perempuan berdosa ini datang dengan kerendahan hati, penuh kasih,
dan berani menunjukkan pertobatannya. Simon si Farisi memiliki agama, tetapi
tidak memiliki kasih. Perempuan berdosa tidak memiliki reputasi baik, tetapi
memiliki kasih sejati yang lahir dari pengampunan.
3.
Yesus
Adalah Sumber Pengampunan dan Damai Sejati (Luk. 7:47-50)
Yesus berkata,
"Dosanya yang banyak telah diampuni, sebab itu ia telah banyak berbuat
kasih." Artinya, kasih yang besar adalah respons terhadap pengampunan yang
besar. Perempuan itu menerima pengampunan karena imannya kepada Yesus, bukan
karena perbuatannya. Ketika Yesus berkata, "Dosamu telah diampuni",
ini adalah deklarasi otoritas ilahi. Dalam pemahaman Yahudi, hanya Allah yang
berhak mengampuni dosa (Yes. 43:25). Dengan mengatakan ini, Yesus secara
implisit menyatakan diri-Nya sebagai Allah. Yesus berkata kepada perempuan itu,
"Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat" (Luk.
7:50). Ini menegaskan bahwa keselamatan bukan karena usaha manusia, tetapi oleh
iman kepada Yesus Kristus. Ini juga paralel dengan Efesus 2:8-9: "Sebab karena
kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi
pemberian Allah. Ketika
Yesus berkata, "Pergilah dengan selamat", itu menunjukkan bahwa
pengampunan bukan hanya menghapus dosa tetapi juga membawa damai yang sejati.
Tidak ada satu pun manusia yang tanpa dosa. Kita semua adalah orang-orang yang berhutang dosa kepada Tuhan, dan hanya kasih karunia-Nya yang bisa membebaskan kita. Kita harus menyadari bahwa kita semua membutuhkan pengampunan. Perempuan dalam kisah ini tidak membela dirinya atau mencari pembenaran, tetapi datang kepada Yesus dengan air mata dan kerendahan hati dia datang kepada Yesus dengan hati yang hancur. Kita pun harus datang kepada-Nya dengan pertobatan yang sungguh-sungguh. Setelah menerima pengampunan Tuhan, kita harus menghidupi kasih sebagai respons atas pengampunan kita dipanggil untuk mengasihi-Nya lebih dalam dan menunjukkan kasih kepada sesama, terutama dengan memaafkan orang lain seperti Tuhan telah mengampuni kita. Yesus berkata kepada perempuan itu, "Dosamu telah diampuni." Ini adalah janji yang luar biasa bagi siapa pun yang datang kepada-Nya dengan hati yang bertobat. Tidak peduli seberapa besar dosa yang pernah kita lakukan, kasih Yesus lebih besar. Tidak ada dosa yang terlalu besar bagi kasih karunia Tuhan. Datanglah kepada-Nya, dan terimalah damai yang sejati. Percayalah bahwa pengampunan-Nya nyata dan kasih-Nya tidak berkesudahan. "Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"
Post a Comment for "Khotbah Lukas 7: 41 - 50 Dosamu telah diampuni"